Tutus Setiawan Inspirasi Sosok Pelita Bagi Disabilitas Netra
“Jadilah Pelita Bagi Hidup Banyak Orang.” - Anonim
Inspirasi Sosok Pelita Bagi Disabilitas Netra |
Namanya hidup pasti ada saja kondisi terbatas yang membuat kita kesulitan untuk bergerak maju. Setiap manusia, tidak terkecuali para penyandang tunanetra.
Kalau dipikir-pikir, Indonesia memang masih belum ramah dengan penyandang disabilitas. Baik lingkungan tempat aktivitas hingga pekerjaan.
Di beberapa kota besar memang sudah mulai geliat tempat usaha yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Mereka menyediakan lapangan pekerjaan meski sayangnya tidak banyak.
Oleh karena itu, memiliki skill yang mumpuni sebelum memulai aktivitas sebagai manusia dewasa yang mandiri. Sangat penting dan diperlukan. Tapi, bagaimana caranya untuk penyandang tunanetra mendapat pelatihan skill?
Baca artikel ini sampai tuntas, sebab ada banyak informasi terkait tempat pelatihan. Maupun inspirasi siapa tahu, kamu akan mengikuti jejak Mas Tutus, yang memberikan banyak inspirasi.
Mengikuti Jejak Mas Tutus ? Memangnya Siapa Mas Tutus ?
Nama lengkapnya Tutus Setiawan, ia adalah penyandang disabilitas. Sejak masih sekolah di SDLB YPAS Surabaya, ia sudah tampak semangat meski sempat tidak percaya diri dan mengalami depresi sebab Ablasi Retina yang ia alami.
Meski sudah melakukan ikhtiar mencari pengobatan ke semua tempat. Hasilnya tetap sama, ia harus menerima takdir sebagai disabilitas netra. Namun, Allah Maha Baik, meski berat rasanya hidup yang harus dijalani dengan keterbatasan. Tutus akhirnya dipertemukan dengan teman-teman yang juga senasib dengannya di SDLB YPAS Surabaya.
Selama bersekolah, perlahan Tutus mulai percaya diri. Bahkan, kini dia sudah menyandang gelar S2 dari Unesa. Luar buasa bukan? Saya merasa tertampar. Sebuah perjuangan yang tentunya patut diapresiasi. Sebab, bisa menginspirasi bahwa seorang tunanetra pun bisa dan berhak mendapat pendidikan yang layak setinggi-tingginya. Hak yang sama dengan warga negara lainnya.
Kalau ditanya bagaimana cara Tutus bisa survive dalam kondisi keterbatasan ini selama bersekolah? Jangan khawatir, berkat bantuan guru bahkan teman-temannya di SMA Bhayangkari 2 Surabaya. Ia akhirnya bisa mengikuti pelajaran dengan sangat baik. Nilainya tidak pernah terlempar dari tiga besar.
Teman-temannya membantu membacakan materi pelajaran untuknya. Para guru juga semangat merangkul dan menjadi motivator yang mendorong Tutus untuk terus berusaha hingga ia mendapat nilai terbaik.
Tak hanya pintar, Tutus juga peduli pada penyandang netra lainnya. Inilah kisah inspiratif yang bisa diaplikasikan bagi siapa saja. Tak memandang penyandang tunanetra atau bukan.
Bentuk Komunitas Bagi Teman-teman Disabilitas Netra
Bentuk Komunitas Bagi Teman-teman Disabilitas Netra |
Bagi teman-teman yang mungkin sudah terbesit ingin sekali membantu kawan penyandang tunanetra. Jejak keberhasilan mas Tutus ini siapa tahu bisa menjadi inspirasi yang bisa dipraktekkan. Sebab, kisah ini merupakan pengalaman hidup mas Tutus yang sudah berhasil membersamai Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) di Surabaya.
Dari upayanya membantu kawan yang senasib dengannya inilah membuahkan hasil berupa apresiasi SATU Indonesia Award pada tahun 2015 di bidang pendidikan. Apresiasi ini ternyata menjadi jembatan yang memperkuat keberadaan dan kontribusi LPT dan teman-teman yang ada di komunitas ini agar bisa diterima dan ikut serta dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Program yang dibuat di LPT ini meliputi banyak skill. Mulai dari skill dasar cara bertahan hidup bagi penyandang netra. Seperti cara berlatih menggunakan tongkat, cara menggunakan transportasi umum, cara menyebrang jalan dan semua cara agar penyandang tunanetra tidak lagi bergantung pada orang lain.
Selain skill dasar, ada juga skill terkait IPTEK seperti cara menggunakan komputer, cara menggunakan internet dan segala hal terkait komputer. Bukti dari bermanfaatnya pelatihan ini adalah keberhasilan seorang siswa kelas 3 IPS SMA Negeri 8 Surabaya, bernama Alfian, meraih juara 2 di ajang Global IT Challenge yang diadakan di Jakarta, Alfian ini juga seorang disabilitas netra.
Pelatihan IPTEK ini tentu sangat berguna bagi semua kawan-kawan di LPT Surabaya. Sebab, kebutuhan akan teknologi justru bisa membantu penyandang tunanetra. Karena itu, mereka pun dibantu mempelajari cara memaksimalkan dan menggunakan teknologi ini dengan tepat sesuai kemampuan mereka.
Bahkan, tak hanya itu. Dari teknologi ini juga lahir semangat literasi. Disabilitas netra saat ini sudah bisa menggunakan audiobook sebagai sarana untuk membaca. Meski tetap harus bisa membaca huruf braille. Teman-teman di LPT Surabaya juga tetap bisa eksplorasi bebas bacaan yang dibutuhkan melalui audiobook ini.
“Kami membaca buku melalui telinga,” demikian Sugi Hermanto (41 tahun) seorang disabilitas netra menjelaskan kegiatan membaca ini.
Kini di LPT Surabaya semua penyandang tunanetra ramai dan asyik membaca buku melalui audiobook. Mereka ramai bercakap dengan kawan mereka tentang banyak hal. Bahkan, tak hanya membaca buku. Di LPT Surabaya juga ada pelatihan menjadi MC yang tentunya bisa menyalurkan bakat teman-teman tunanetra demi bisa memaksimalkan peran mereka di masyarakat. Yuk jadikan dirimu berdaya, meski dalam keterbatasan dan jangan jadikan semua keterbatasan yang ada menjadi alasan ketidakberdayaanmu.
Posting Komentar untuk "Tutus Setiawan Inspirasi Sosok Pelita Bagi Disabilitas Netra"
Terima kasih telah berkunjung. Salam!