Gardian Muhamad, Ajak Ribuan Pemuda untuk Gerakan Mengajar Desa

Gardian Muhamad, Ajak Ribuan Pemuda untuk Gerakan Mengajar Desa - Pendidikan yang murah dan mudah ternyata belum bisa sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Hal ini menggugah semangat Gardian Muhamad, pemuda asal Cianjur untuk mengabdikan diri pada dunia pendidikan dasar yang menurutnya sangat urgent.

Gardian Muhamad, Ajak Ribuan Pemuda untuk Gerakan Mengajar Desa

Melihat angka Indeks Pembangunan Manusia atau IPM yang sangat rendah di kabupatennya, bahkan menempati urutan terakhir di Provinsi Jawa Barat membuat pemuda ini prihatin. Di usianya yang masih belia, lelaki kelahiran Cianjur, 15 Agustus 2010 ini pun tergerak hatinya. Keinginannya cukup simpel, menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Prihatin dengan Dunia Pendidikan

Pemuda yang masih menduduki bangku kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip Semarang ini melihat masih rendahnya mutu pendidikan dasar di daerahnya. Jika di kota cukup banyak sarana pendidikan dengan fasilitas dan pengajar yang memadai, tidak demikian yang terjadi di daerah selatan, termasuk di Cianjur.

Gardian sempat melihat beberapa sekolah yang sangat minim dengan jumlah pendidik. Bahkan tidak jarang dalam satu sekolah hanya ada beberapa guru yang bertugas untuk mengampu 6 kelas di SD. Akibatnya operasional sekolah tersebut terganggu. Anak-anak tidak dapat belajar terus selama seminggu, tetapi harus bergantian karena keterbatasan pengajar.

Ini yang membuat peningkatan kualitas SDM pun terhambat.  Melihat hal ini, menggugah hati Gardian untuk turun langsung dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Tidak itu saja, sosok pemuda yang kreatif ini juga berusaha menciptakan pendukung proses belajar yang menyenangkan bagi anak dan sesuai kurikulum.

Dengan demikian anak-anak semakin semangat untuk mengikuti pelajaran. Adanya metode belajar yang menyenangkan membuat anak-anak yang diajarkan lebih tertarik dan lebih bersemangat untuk sekolah.

Mendirikan Gerakan Mengajar Desa

Merasa masih sangat banyak kebutuhan kontribusi pemuda dalam dunia pendidikan dan terbatasnya sumberdaya, Gardian pun mengajak teman-temannya untuk bergabung. Pada tahun 2019 lalu, pemuda yang menempuh pendidikan vokasi di Undip ini mendirikan Gerakan Mengajar Desa atau GMD untuk menaungi para relawan.

Gardian kemudian membuka pendaftaran bagi semua pemuda, terutama mahasiswa yang ingin berkontribusi mengajar para anak-anak di pelosok. Bersama dengan temannya, pemuda ini juga memasuki sejumlah sekolah, menawarkan diri untuk membantu para guru mengajar anak-anak SD.

Di luar ekspektasi, hanya dalam tujuh hari pembukaan pendaftaran, ada sekitar 700 orang pendaftar. Pendaftar tersebut berasal dari 32 kecamatan yang ada di Cianjur. Bersama dengan para relawan, Gardian terus meningkatkan metode pengajaran yang dilakukan. Dengan banyaknya orang yang terlibat, maka ide dan masukannya pun semakin berkembang.

Dari pelaksaan metode belajar yang disusun oleh tim Gerakan Mengajar Desa, hasilnya sangat luar biasa. Anak-anak didik semakin semangat dalam belajar. Kepedulian masyarakat dalam dunia pendidikan pun terus meningkat sehingga kualitasnya juga bertambah.

Saat ini GMD tidak hanya ada di Cianjur, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Gardian dan tim kini ikut bergerak dan mengabdi di dunia pendidikan, mengajar siswa-siswi SD-SD pelosok yang ada di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

Sukses di Jawa Barat, tidak membuat Gardian dan tim berpuas diri. GMD yang saat ini mempunyai 4.570 orang relawan, mulai mendapat dukungan dari pemerintah dan sudah terbentuk di seluruh provinsi di Indonesia. Para relawan GDM mendapat sebutan Tutor Inspiratif dan berasal dari 114 kabupaten/kota dan 28 Provinsi.

Bersama Gardian, kesadaran para relawan untuk membantu dalam sektor pendidikan pun terus bertambah. Tidak hanya menyumbangkan waktu dan energi untuk mengajar, para relawan juga iuran untuk memberikan fasilitas pendidikan bagi siswa. Fasilitas tersebut berupa sarana-parasarana belajar, peraga hingga buku pelajaran.

Mengenalkan Sistem Belajar yang Menyenangkan

Untuk membantu dalam mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap pendidikan itu tidak penting menjadi penting, GMD mengirim 15-20 orang selama 7 hari ke berbagai desa. Tujuannya untuk menginspirasi dan saling berbagi pengalaman.

Gardian dan tim pun menemukan bahwa kendala belajar masih banyak dijumpai, seperti anak yang kurang tertarik dengan metode belajar yang diterapkan. Untuk mengatasi hal ini GMD melakukan sistem yang aplikatif. Salah satunya untuk pelajaran sosial science, dengan membawa objek belajar ke dalam kelas.

Selain itu, dalam proses belajar, anak-anak tidak selalu diharuskan untuk membaca buku. Peserta didik diajak langsung terlibat dalam praktek atau belajar melalui alat visual dan video yang menarik bagi anak.

Berawal dari keprihatinan dan kontribusi sederhana, saat ini Gardian Muhamad sudah bisa membawa banyak perubahan di dunia pendidikan, khususnya untuk tingkat sekolah dasar. Berkat kontribusinya tersebut, Gardian mendapat penghargaan apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 tingkat Provinsi.

Satu Indonesia Award merupakan penghargaan yang diberikan Astra kepada pemuda yang bisa membawa perubahan di lingkungannya. Jika Gardian bisa, maka kamu pasti juga bisa. Kini waktunya memberikan sumbangsih kepada Indonesia melalui wujud kerja yang dapat kamu berikan.

Sumber:

https://www.radioidola.com/2023/mengenal-gerakan-mengajar-desa-bersama-gardian-muhammad/#:~:text=Mengenal%20Gerakan%20Mengajar%20Desa%20bersama%20Gardian%20Muhammad,-Penulis&text=GMD%20adalah%20organisasi%20anak%20muda,yang%20tersebar%20di%20seluruh%20Indonesia.

https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-5976128/gardian-pemuda-asal-cianjur-pelopor-gerakan-mengajar-desa

https://www.inilah.com/hati-resah-lihat-dunia-pendidikan-gardian-muhammad-dirikan-gerakan-mengajar-desa-gandeng-4-570-anak-muda