Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri

Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri -Siapa pun pasti punya impian untuk bisa bekerja dan mendapat gaji dengan layak. Apalagi setelah lulus dari pendidikan kuliah. Tentunya selain idealisme yang tinggi juga harapan untuk memiliki pendapatan yang bisa memenuhi setiap kebutuhan baik diri sendiri maupun orangtua.


Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri
instagram.com/dwiaudn_


Namun, bagaimana jika diantara idealisme dan harapan yang tinggi, bergelimang rangkaian kegelisahan akan kesehatan penduduk di desa terpencil?

 

Jangan ditanya, ah memang ada desa terpencil? Karena saat ini, ada satu desa yang baru saja membuka diri dan berbenah dari kondisi terisolasi. Namanya desa Uzouzo yang berada di kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

 

Perjalanan untuk menuju Desa Uzouzo yang berada di dusun Ndetuwaru ini cukup menantang. Pasalnya, akses menuju desa pada tahun 2018 silam, masih harus melintasi jembatan yang hanya kuat untuk menahan satu beban sepeda motor.

 

Setelah melewati jembatan, jangan dibayangkan jalanan menuju desa yang landai dan bagus. Sebab, jalanan desa masih berupa tanah dan bebatuan yang medannya cukup sulit. Apalagi jika ditambah cuaca hujan, jalanan pasti licin.

 

Di sinilah terdapat satu kisah inspiratif yang bisa membuka mata bagi siapa saja yang sedang galau mempertanyakan apakah harus lanjut meraih profesi impian atau berhenti sampai di sini?

 

Sebelum berhenti, coba baca kisah ini.

 

Berjuang Demi Kesehatan Masyarakat NTT

 

Saya memang sedang mengingat kisah perjalanan seorang pejuang kesehatan yang tidak kalah inspiratif dari bunda Teresa. Namanya memang merupakan doa dari kedua orangtuanya, Theresia Dwiaudina Sari Putri.

 

Seperti bunda Teresa yang sangat peduli dengan masyarakat di tempat ia tinggal yaitu kabupaten Ende. Kepedulian seorang Theresia seusai menempuh pendidikan di Sekolah Kesehatan, bukan sekadar menemani seseorang yang patah hati agar tidak kesepian.

 

Tapi, lebih dari itu. Di bawah cuaca gerimis setelah menempuh perjalanan jauh dari seberang jembatan. Melewati jalanan licin yang ekstrim pada pukul tiga dini hari. Ia mengajak seorang Ibu duduk di bawah pohon pinggir jalan. Musabab Ibu itu harus melahirkan anaknya segera.

Namanya melahirkan memang tidak bisa ditunda. Bukan perkara mudah karena berhubungan dengan nyawa. Sementara puskesmas masih jauh jaraknya dari desa Uzouzo ini. Tak peduli malam masih pekat ditambah gerimis dan udara yang lembab serta dingin. Proses melahirkan harus dilakukan saat itu juga.

 

Anaknya perempuan, sang Ibu dan warga yang mengantarnya terharu. Tapi pertanyaannya siapa yang membantu si Ibu melahirkan anaknya dengan selamat?

 

Dialah Theresia, seorang kelulusan Sekolah Kesehatan yang baru saja bekerja sebagai bidan di desa Uzouzo. Dialah bidan pertama di desa tersebut.

 

Meskipun Ia berasal dari desa Kekandere, tapi karena keengganan tenaga kesehatan lainnya untuk bekerja sebagai bidan di desa Uzouzo. Akhirnya, keraguan Theresia menguap dan keyakinannya untuk membantu masyarakat yang tinggal di Desa Uzouzo semakin mantap.

 

Bidan Siaga Siap Pergi Kemana Saja Demi Ibu Hamil


Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri
Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri



 

Berurusan dengan dua nyawa sekaligus tidak menjadikan Theresia mundur. Justru, hatinya akan terasa sedih jika penduduk desa harus menempuh jarak yang jauh demi membantu persalinan atau Ibu hamil yang butuh pertolongan.

 

Tidak jarang ia harus berjalan kaki demi mencapai ke satu rumah yang memang tidak bisa diakses dengan kendaraan sepeda motor. Semua dilakukan demi satu tujuan, menyelamatkan dua nyawa yang membutuhkan pertolongannya.

 

Sewaktu masih baru menjabat sebagai bidan pertama di desa Uzouzo, Theresia Dwiaudina tidak mendapat pendukung alat kesehatan yang mumpuni. Tak jarang ia pun harus menggunakan peralatan seadanya itu demi memberi bantuan pada Ibu-ibu yang hendak melahirkan.

 

Sebenarnya, bisa saja para Ibu ini melahirkan di Pos Kesehatan Desa. Tapi, mitos dan kepercayaan warga di desa Uzouzo masih cukup tinggi. Mereka lebih mempercayai dukun untuk membantu mereka dibanding berangkat ke Pos Kesehatan.

 

Itulah kenapa Theresia Dwiaudina tak gentar dan menjemput bola ke rumah warga yang membutuhkan. “Ini demi keselamatan sang Ibu dan bayinya”, katanya saat diwawancarai oleh seorang wartawan.

 

Kerja Keras Gaji 12 Juta Setahun Akhirnya Terlihat

 

Siapa yang bisa mengira sudah 7 tahun sejak Theresia pertama menjabat sebagai bidan desa. Semua jerih payahnya terbayar sudah dengan tingkat kematian Ibu dan bayi yang mencapai angka nol dan rasa sakit pasca melahirkan juga menurun dan teratasi dengan baik.

 

Tak hanya itu, kesehatan masyarakat di Desa Uzouzo juga mengalami peningkatan. Ia benar-benar bagaikan sosok bunda Teresa dalam memberi perhatian dan bantuan. Tidak pilih-pilih juga tidak setengah-setengah.

 

Inilah pencapaian seorang bidan di desa terpencil yang gajinya hanya 12 juta setahun.

 

● Pencegahan Stunting

Gizi buruk yang saat itu masih tinggi saat ini sudah menurun. Semua dari hasil pengadaan posyandu sekaligus edukasi kesehatan bagi anak untuk para Ibu. Selain itu di Posyandu tersebut menjadi tempat penyaluran makanan tambahan bagi anak penderita gizi buruk.

 

● Vaksin Merata

Setiap anak di desa Uzouzo saat ini sudah bisa mendapat fasilitas kesehatan seperti pemberian vitamin dan vaksin. Anak-anak di desa Uzouzo juga bayi yang baru lahir sudah bisa mendapat imunisasi lengkap sesuai standar.

 

● Edukasi Keluarga Berencana

Edukasi ini tidak hanya meliputi pemasangan KB dan programnya. Tapi juga pemahaman terkait kesehatan Ibu, pengasuhan anak dan ekonomi keluarga.

 

● Edukasi Kesehatan

Ini terkait dengan sanitasi rumah tangga yang rupanya tidak banyak warga di desa Uzouzo memiliki jamban. Mereka lebih sering menggunakan sungai dekat dusun untuk melakukan kegiatan dan kebutuhan sehari-hari. Di sinilah Theresia berupaya memberikan edukasi pentingnya jamban dan penampungan air bersih di setiap rumah.

 

Kini, kehidupan masyarakat di desa Uzouzo sudah cukup membaik. Bahkan, desa Uzouzo sudah tampak bebenah untuk mempermudah akses bagi warganya.

 

Bagi Theresia, apa yang ia lakukan ini apa adanya tidak berlebihan baginya. Sebab, jika kita tidak memiliki pilihan lain yang ada saat itu walaupun terasa ekstrim tetap akan dijalani.

Posting Komentar untuk "Dewi Kesehatan di NTT Itu Bernama Theresia Dwiaudina Sari Putri"