Membangun Bisnis dengan Niat Ibadah
Membangun
Bisnis dengan Niat Ibadah - Bagaimana agar berbisnis menjadi bernilai ibadah? Dalam Alquran
Surat Az-Zariyat: 56 berbunyi, "Aku tidak menjadikan jin dan manusia
kecuali supaya mereka Beribadah kepadaku." Dalam surat ini memiliki makna,
bahwa semua makhluk Allah diciptakan agar beribadah dan mengabdikan diri
kepada-Nya. Bukan hanya sebagai Khalifah di bumi, tetapi manusia mempunya
fungsi sebagai hamba yang menyembah kepada Allah. Ibadah dalam surat tersebut,
menurut Drs. Sobirin M.H, ada dua yang bisa
diklasifikasikan. Ibadah Mahdloh dan ibadah Goiru Mahdloh.
Ibadah Mahdloh merupakan ibadah yang sudah
ditentukan waktu, cara, dan dyarat pelaksanaannya. Ada dalam Al Quran dan juga
hadist. Seprti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Sementara Ibadah
Ghoiru Mahdloh yakni ibadah yang diwujudkan dalam aktivitas atau kegiatan hisup
sebagai manusia yang mengharapkan ridho Allah SWT. Misalnya sebagai manusia
yang berusaha mencari nafkah, dengan berbisnis. Bisnis dengan niat ibadah tidak
hanya memikirkan keuntungan saja.
Dalam sehari ada 24 jam, coba hitung berapa jam kita
habiskan untuk berbisnis? Berapa jam kita habiskan dalam beribadah? Adakah
sholat kita memakan waktu satu jam? Bahkan membaca Al Quran pun tidak lebih
dari satu jam. Maka semua itu harus berimbang.
Pengertian Bisnis Sebagai Ibadah
Paradgima di masyarakat, mayoritasnya berpendapat
setiap bisnis yang dijalankan harus menuai keuntungan atau profit. Padahal
kalau diulik lagi, prinsip dasar sebuah bisnis adalah melayani.
Simpelnya begini, saat kita berjualan dan
mendapatkan pelanggan. Pastilah kita ingin melakukan yang terbaik untuk
pelanggan, memberikan pelayanan yang baik agar suatu saat ia kembali lagi.
Aktivitas dalam memberikan pelayanan inilah, yang dinamakan saling memberikan manfaat.
Sering kali kita mendengar bahwa pembeli adalah raja, pembeli adalah tamu
kehormatan ya kan? Inilah mengapa pelayanan adalah salah satu kunci dalam
berbisnis.
Dahulu saya juga berpikiran kalau jualan ya
pengennya dapet untung, kalau berbisnis ya maunya dapat profit. Kalau nggak
dapet untung ya rugi, buat apa menjalankan bisnis. Memang tidak salah, tetapi
seiringnya waktu saya mulai belajar konsep bisnis sebenarnya. Ia yang mampu
bertahan, adalah ia yang mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Kalau
pelanggan puas, mereka jadi senang dan akan dengan sukarela mempromosikan
bisnis kepada kerabat, saudara, sahabat, dan lain sebagainya.
Konsep berbisnis ini mirip dengan konsep ibadah,
seperti pada QS. Al Baqarah 2:261: "Perumpamaan orang yang menginfakkan
hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai,
pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia
kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui."
Allah menjanjikan kepada siapa saja yang
menginfakan, menyedekahkan, baik harta, pikiran, pelayanan, dan lain
sebagainya. Inilah mengapa supaya usaha kita bernilai ibadah, maka kita perlu
meniatkan bisnis kita dengan ibadah. Melayani pelanggan dengan hati riang,
melayani nasabah dengan perasaan senang, meski sebenarnya terkadang ada juga
masalah yang terjadi. Tetapi ingat lagi, hal yang sedang kita lakukan ini
adalah ibadah. Jualan itu ibadah, dagang itu ibadah.
Kalau kata Saundiaga Uno, "Entrepreneur is mindset." Pola pikir bahwa bisnis niat ibadah
akan menjadikan kita, lebih dekat kepada Allah. Antara dunia dan akhiratnya
jadi berimbang bukan? MasyaAllah.
Semoga sekelumit unek-unek ini, dapat sedikit bermanfaat ya teman-teman.
Demikian halnya ketika ngeblog, semoga apa yang kita tulis ini dapat menjadikan
ladang amal jariyah kita nantinya. Salam.
Posting Komentar untuk "Membangun Bisnis dengan Niat Ibadah"
Terima kasih telah berkunjung. Salam!