Memaksimalkan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Ketika kehilangan
kekayaan, anda tidak kehilangan apa-apa, ketika kehilangan kesehatan anda
kehilangan sesuatu. Ketika kehilangan karakter, anda kehilangan segala-galanya.
(Billy Graham)
Pada tahun 2020 ini, Indonesia sangat
berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena memang dari awal tahun 2020 seluruh
negara digemparkan oleh pandemi Covid-19. Semua tatanan kelola dari pemerintah
maupun masyarakat berubah, dan dunia berada dalam masa duka dan merasa tidak
aman. Setiap rang harus berhati-hati ketika melakukan kegiatan di luar rumah.
Tetapi hal ini tidak boleh melunturkan, rasa syukur kita dan mengambil hikmah
dari segala ujian yang terjadi.
Dalam bidang pendidikan apalagi,
harusnya anak-anak yang notabene generasi penerus bangsa ini harus melaksanakan
pembelajaran dari rumah. Untunglah Kemendikbud langsung cepat tanggap,
menghadapi situasi ini. Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyelenggarakan Webinar dalam rangkaian pelaksanaan Tahun Ajaran
Baru di masa Kenormalan Baru. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan pesan
praktik baik terkait kebijakan pembelajaran di masa pandemi, dan juga
memperluar publikasi kurikulum kondisi khusus dan relaksasi pembelajaran tatap
muka di zona kuning.
Jumeri, sebagai Dirjen Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, mengungkapkan jika,
"Kegagalan dalam PJJ bisa menyebabkan anak-anak kehilangan hasil belajar
kemudian bisa berdampak juga pada kemiskinan hasil belajar dan akhirnya adalah
kerdil pengetahuannya".
4 Seri Webinar Pembelajaran di Masa
Pandemi dari Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut
adalah :
- Seri 1
- Kurikulum Kondisi Khusus, Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru
- Seri II
- Sinergi Pembelajaran Kondisi Khusus
- Seri III
- Mengelola Pembelajaran Adaptif, Fleksibel dan Akomodatif
- Seri IV
- Tetap Produktif di Masa Penuh Tantangan, Vokasi Kuat Menguatkan Indonesia
Rangkuman Seri Kegiatan Webinar Pembelajaran di Masa Pandemi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan karakter merupakan perbuatan
yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, dan telah menjadi bagian dari
kepribadiannya. Ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RJPN) 2005-2025, menempatkan pendidikan karakter sebagai landasan mewujudkan
visi pembangunan nasional, ialah mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia,
bermodal, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan Pancasila Dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
"Anak-anak tahu passion dan misinya
apa, dari minat dan bakat yang digeluti akan mendorong mereka menjadi pribadi
unggul dan kompeten", tutur bapak Wikan Sakarinto (Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi)
"Masalah ketersediaan sarana dan
prasarana bisa diatasi asal, guru dan masyarakat berinisiatif. Contohnya di
Desa Sepakung, ada Desa Digital. Semua bersinergi, dari guru, siswa, orantua,
dan juga masyarakat," ucap bapak Jumeri (Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).
“Komunikasi positif orang tua dan anak,
orangtua dan guru itu perlu. Meskipun awalnya orang tua kaget tapi belajar
menghadapinya dengan santai. Kondisi baru nggak bisa jadi sempurna seketika”,
tegas Mona Ratuliu (Artis dan ibu dari 4 orang anak).
“Belajar harus menyenangkan. Guru harus
kreatif, orangtua juga kudu kreatif,” ungkap Lula Kamal Pegiat Pendidikan dan Parenting Influencer membagikan
pengalamannya.
Semoga hakikat pendidikan di Indonesia
ini dapat meneruskan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Salam.
PJJ oh PJJ
BalasHapusBukan hanya ancaman pendangkalan karakter bocah.... Karakter emaknya juga ambyar wkwkwkwk
Aku bisa sih nahan emosi/marah2, tapiiii migrainku ulalaaa, kambuh mulu euyyy
Aku ngikut dan ngekor di belakang mbak Nurul aja hahaha
HapusPJJ bener2 menguji batas kesabaran para emaks hahaha
Semoga situasi segera membaik supaya anak2 bisa belajar kembali seperti biasa yaaah
Memang kita harus beradaptasi dengan pembelajaran di masa pandemi ini, baik murid, guru maupun orang tua. Awal-awal mungkin masih agak bingung ya, tapi ntar lama-lama akan terbiasa ya.
BalasHapusSebenarnya yang kadang diperdebatkan, ketika masa pandemi seperti ini, di mana ketika orang tua masih harus mencari uang juga, sementara dibutuhkan waktu dan kreatifitasnya untuk anak.
BalasHapusItu mikirinnya aja udah senep hahaha.
Meskipun demikian, memang tak ada yang bisa kita lakukan , selain menerima keadaan ini dan semangat menjalaninya :)
Aamiin.
BalasHapusSemoga pembelajaran jaman now masa pandemi menjadikan anak, orang tua dan guru semakin kreatip. Plus sinergi ketiganya yang saling bahu membahu dan saling support.
Mari kita ambil hikmahnya dari Daring ini, jauhi Darting, Positip ting2..
Insyaallah bikin happy.
iya benar .. harus ada Kurikulum Kondisi Khusus, Adaptasi Pembelajaran Kebiasaan Baru di mana ekspektasi dari semuanya harus diturunkan.
BalasHapusTerus terang selama PJJ ini aku belum berhasil buat suasana belajar yang menyenangkan. Gak mau terlalu maksa anak. Kita stres, mereka juga. Jadi ya harus menahan diri biar sama-sama waras
BalasHapussuka banget dengan kalimat pembukanya mba, begitu berartinya mempertahankan dan memelihara karakter diri ya mba.
BalasHapusPJJ apapun btuknya ga enak cuy. Cmn syukurlah skolah ankku gurunya sangat kooperatif..ngajarin tiap hr di zoom
BalasHapusalhamdulillah sih sekarang PJJ di sekolah anakku tuh dikirimin video cara pengerjaannya, jadi kita sebagai orang tua dirumah pun jadi paham untuk ngasih penjelasan ke anak biar mereka mengerti
BalasHapusMenjalani pembelajaran jarak jauh ini memang membutuhkan komunikasi positif antara orang tua, anak dan guru ya. Meski gak biasa jadi harus membiasakan diri juga
BalasHapusMenurutku PJJ itu penuh hikmah. buatku hikmah bahwa mengajar dan menjadi guru itu memang luarbiasa berat ya. makin salut sama guru guru yang terus berusaha mengakali bagaimana PJJ bisa berjalan optimal
BalasHapuswaah semangat yaaa buat para orang tua yang menemani anak anaknya belajar jarak jauh, kemaren ada temenku curhat soal ini, katanya nguras waktu ya buat orang tuanya huhuh, semoga kondisi ini bisa segera berlalu
BalasHapusmasa pandemi ini memag menguji mental dan kesabaran orang tua bangeet, udah gitu anak2 juga bisa stres dan bosen kalo belajar ngadep laptop mulu. tapi ya gimana keadaannya begituu
BalasHapusMendengar cerita ipar-iparku, yang jadi PJJ untuk anak-anaknya, seru banget dan gemes juga. Dan aku setuju tuh, pembelajaran jarak jauh begini memang dibutuhkan kreativitas, guru dan orangtua sama-sama kreatif dan harus kompak biar anak bisa belajar dengan menyenangkan
BalasHapusPR banget ya pembelajaran dimasa pandemi kayak gini.
BalasHapusGak cuman guru tapi juga orang tua pusing 7 keliling
Yaa...
BalasHapusPendidikan yang berkarakter ini perlu ditekankan. Tapi bagaimana implementasi nya...aku harap Pemerintah bisa membuat semacam program sekolah untuk orangtua juga agar keterampilan mengajar anak-anak saat di rumah bisa dilakukan dengan lancar dan kondusif.
Pembelajaran jarak jauh ini Jadi PR bagi orang tua maupun guru. Mood yang bagus, media yang tepat, cara belajar yang menyenangkan, ini menjadi cara yang wajib kita pahami sebagai pendamping anak-anak saat belajar di rumah.
BalasHapusPembelajaran jarak jauh ini memang tidak mudah baik untuk guru maupun untuk orang tua. Teknik belajar yang menyenangkan, media belajar yang baik , dan mood anak jadi hal yang perlu diperhatikan untuk kita semua. semoga pandem ini segera berakhir dan anak-anak bisa normal sekolah seperti biasa.
BalasHapus