Ketupat Sumpil Khas Kaliwungu
Bloggerkendal.com - Ketumpat sumpil khas Kaliwungu, jadi peneman malam
minggu. Jadi ceritanya, sabtu kemarin sepulang dari kerja, saya ada acara ke
Udinus. Ada workshop bikin konten yang viral, liputannya udah saya tulis dengan
judul; Viral Konten ala Mba Ollie CCO Zetta Media. Baru ngerebahin badan di
kasur kost, tetangga kost sebelah si Krismon udah ngeributin buat mesen kaos
custom. Akhirnya meluncurlah saya bersama Krismon ke tempat juragan kaos, di
Kembangan.
Sampai
di sana udah tutup, karena berteman baik dengan sang juragan saya main sebentar
di sana. Biasa gangguin pama sama mama muda, hihihi. Eh ... ujan turun, jadi
nggak bisa balik kost deh. Sambil nunggu terang, mas juragan malah beranjak dan
bilang mau ngerjain kaos pesanan Krismon, gegara yang mau dibikinin kaos minggu
malam ulang tahun.
"Lho
mas kok dibikinin?" tanya saya agak keheranan.
"Iya.
Mbak buat ulang tahun. Kasihan kalo nggak dibikinin," balesnya dengan tangan menggaris kertas untuk
sablon. Jadilah saya ngobrol dengan istrinya, mba Fella. Selang kemudian, ibu
mas juragan datang. Ibunya itu orangnya ngenomi, cocok buat dijadikan teman dan
sesepuh ngobrol. Membawa dua dus jajanan, abis yasinan.
"Wahh
buk, cocok itu kalau saya bawa pulang satu," canda saya.
"Eh,
cah ayu!" panggilnya dengan aksen logat khas Batang. Saya mendekat dan
menyalami beliau.
Mba
Fella, yang sedang proses menyusui kan gampang laper. Nah dia yang pertama
ngebuka dus jajan itu. Saya ditawarin makanan dengan bentuk limas segitiga.
Saya pikir itu jajanan biasa, kemudian saya amati lagi.
"Ini
kan itu, apa Mbak? jajanan khas Kaliwungu?"
"Iya
itu Sumpil."
Wah,
akhirnya saya bisa menikmati sumpil khas Kaliwungu. Sebelumnya saya penasaran,
karena banyak orang yang posting di group Kaliwungu waktu menjelang dugderan.
Saya juga ingat waktu di Kaliwungu ada acara maulid Nabi Muhammad, SAW, di
Kaliwungu ada tradisi yang dikenal,
'weh-wehan'.
Sumpil
ini baunya enak banget, karena dibalut oleh daun bambu, bukan dengan daun
kelapa. Meski dalemnya sama-sama, terbuat dari bahan dasar beras. Sumpil yang
saya dapatkan ini di adu dengan sambal kelapa dan rasa sambal kelapanya itu
pedasnya manis.
Karena penasaran
dengan asal-usul sumpil, saya browsing di internet dan menemukan beberapa
artikel jika sumpil ini berasal dari nama sejenis keong yang banyak kita temui
di sungai.
Sumpil
juga bukan hanya makanan biasa, namun makanan yang memiliki makna. Bentuk
segitinya melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, serta hubungan
dengan sesama manusia. Sumpil termasuk jajanan yang harus dibudayakan nih di
Kabupaten Kendal dan semoga tradisi ketupat sumpil terus dijaga
kelangsungannya.
Jangan
sampai anak jaman sekarang melupakan makanan khasnya, yang sudah ada jauh
sebelum kita lahir ke dunia. Karena tradisi ini sudah ada dari zaman Sunan
Kalijaga, yang diperkirakan tahun kelahiran beliau adalah 1450. Lama banget
kan? Yuk kita lestarikan selalu budaya dari tanah tumpah darah ini dengan
sebaik-baiknya.
Baca juga: Gethuk Lindri Pertigaan Pandean-Sawahjati
kalau disini namanya bukan ketupat mba tapi bacang :-) kalau ketupat sih biasanya di bungkus sama daun kelapa dan sering ada di hari raya idul pitri :-)
BalasHapuskamu di daerah mana to Mas
HapusWaaah, nostalgia banget nih sumpil. Dulu jaman masih sekolah kalau ada acara misal kemah atau hiking, pasti dibekelin sumpil sama ibu. Lebih awet dan gak gampang basi :)
BalasHapushihihi iya, enak Nyak :D
HapusAku baru tau soal sumpil ini. Kalau di tempatku ketupat dibungkus janur. Makna kemasannya dalem ya TFS :D
BalasHapusbrati ga ada sumpil di tempatmu Mba :D
Hapussumpil dibungkus daun bambu
Oic...baru tahu ada ketupat yang dibungkus daun bambu. Namanya juga beda ya, trims mba info kulinernya :)
BalasHapus