22 Tahun Berjualan Mie Kering Pedas
Bapak Penjual Mie Pedas yang Renyah dan Enak |
"Saya sudah jualan dari
tahun 1994, setelah di PHK dari KLI," ucap bapak penjual mi kering pedas
ini sambil menatap aku dan Oky. Seakan matanya mengisyaratkan kala itu.
Beberapa anak MI Krajan Kulon, lantas membuyarkan lamunan tersebut, mereka berebut
untuk mendapatkan pesanan mereka setelah membayar.
"Aku belum lahir,"
ceplos Oky takjub. Berarti beliau sudah jualan itu selama 22 tahun. Berarti
bisnisnya benar-benar tahan banting. Meski pun potensi pasarnya tidak untuk
kebutuhan sehari-hari, tapi yang namanya jajanan dan cemilan selalu kita
butuhkan untuk dikonsumsi.
Biasanya Oky, yang minta
dianterin untuk beli cemilan ini. Tetapi karena penasaran akhirnya aku mencoba
juga, tapi aku memilih macaroni dengan rasa jagung manis daripada yang pedas.
Lambungku agak kurang menerima, makanan pedas.
"Rumah bapak daerah
mana?" tanya saya mencoba mengobrol, "Kaliwungu juga kah, Pak?"
"Iya, Tukangan," balas
si bapak.
Aku dan Oky saling pandang,
karena sama-sama bukan orang Kaliwungu jadi kurang tahu. Si bapak menjelaskan,
jika Tukangan itu daerah arah ke pantai Ngeboom. Pantai yang terkenal di
Kaliwungu.
Dandanan si bapak sederhana
sekali, biasanya memakai topi dan bersepeda. Uniknya beliau suka memakai cincin
akik, menyeluruh di jari jemarinya. Saya juga menyukai beliau, ramah banget
orangnya mau bercerita. Setiap beliau lewat di depan kantor, gemerincing bunyi
lonceng yang ada di sepedanya seperti memberi kode, ia lewat. Siapa yang
mendengar dan ingin membeli langsung tanggap berlari tidak terkecuali, Ulin. Teman
kantor saya yang menyukai cemilan mie keriting kering pedas.
"Bapak mengolah sendiri
mienya?"
"lho, iya. Mienya beli
kulaan di pasar. Bumbunya ngeracik dan di masak sendiri. Hmm ... pantes enak,
mie keriting buatan bapak, batin saya dalam hati.
"Sehari habis, Pak?"
tanya saya lagi, si bapak sigap menjawab.
"Dua kali, jualan. Kalau
habis, pulang istirahat. Sore berangkat lagi, jualan di TPQ," begitu ucap
beliau. "Kalau hujan, ya libur. Kalau tetap berangkat, macroninya bisa
lembek terkena hujan." Aku dan Oky manggut-manggut, sembari membenarkan.
Selalu bangga dengan orang tua
yang masih aktif berusaha, meski usianya sudah senja. Tetapi semangat mereka
seakan tidak luntur. So, biarlah yang kemarin tinggal kenangan. Yang besok
masih bisa kita impikan dan yang sekarang harus betul-betul kita jalani dengan
penuh syukur dan gembira.
Salam.
Ohh iya reti aku.. aku yo pernah beli jajanan sama bapak ini.. cuma waktu itu ketemune di Pandean.
BalasHapusTukangan ki arah mau ke ngebum iku mbak, sak bare ril sepur. Hehehe..
wong Kaliwungu kayane ga ada yang nggak kenal beliau :-D
HapusMemang salut sama orang sudah sepuh tapi masih bekerja, tapi kadang mikir anak cucu kemana ya, ketika mereka tinggal menikmati masa tua tapi masih harus cari nafkah kasian kalau aku
BalasHapusanaknya sibuk mengurusi anaknya lagi mba Vit :-D
HapusAku suka banget makaroni pedas mbak. Tapi sekarang puasa dulu dari yang pedas2 & goreng2. Hehe
BalasHapusMie pedasnya juga enak mba :-D
Hapuseit iya, lagi puasa goreng-gorengan :D
Loncengnya unik.
BalasHapusSukses buat bapak
aamiin :-D ya, sama2 sukses kakak.
HapusMoga lancar selalu rejekinya pak dan barokah 😊😊
BalasHapusaamiin ya Allah mba Rahmi.
HapusBegitu juga mba Rahmi, diberi kelancaran sgalanya. Aamiin.
Ya ampun, selama itu Nyi... aku salut dengan bapaknya. Melihatnya kok jadi inget bapakku
BalasHapusbisa bertahan ya Mba, hahhaha
Hapusaku juga inget bapakku, pasti sudah sepuh juga :(
Pantang menyerah dan pantang jd peminta2 ya mba. Suka nangis kl baca post kek gink T_T
BalasHapusiya mba Un, semangatnya nggak kenal luntur. Selalu menginspirasi.
HapusDuh pengeeen mie kering pedasnya, sayang di Bandung gak ada. Hehe
BalasHapusSemoga dagangan bapaknya selalu laris, dan berkah. salut sama beliau :)
BalasHapus